Uji Kandungan Lemak pada Makanan
LAPORAN
PRAKTIKUM
UJI KANDUNGAN LEMAK PADA
MAKANAN
MATA
KULIAH BIOKIMIA TANAMAN
Disusun oleh: Kelompok 2
1. Muhammad Alix Ababil (48416507)
2. QurrotulA’yun (48416517)
3. Siti
Setya Wati (48416516)
Dosen Pengampu :
Adinda Nurul Huda M, SP.Msi
Inti Mulyo Arti STP.Msc
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melakukan sebuah praktikum dan
menyelesaikan penyusunan laporan praktikum yang berjudul “Uji Kandungan Lemak
pada Makanan”. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Biokimia Tanaman.
Dalam
menyelesaikan laporan praktikum Biokimia Tanaman ini penulis mendapat bantuan
pihak pihak lain, baik bantuan moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak tersebut:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunianya sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.
2. Dosen pengampu yang telah
membimbing kami selama penyusunan laporan sehingga laporan ini bisa selesai
tepat pada waktunya.
3. Teman-teman dan semua pihak yang
telah memberi dukungan dalam menyusun laporan praktikum ini.
Penulis
penyadari bahwa dalam penyusunan lpaoran prakrikum ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat penuis butuhkan. Dan
semoga laporan praktikum ini bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
Senin, November 2017
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Lemak
dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam. Perbedaan antara
keduanya adalah perbedaan konsistensi atau sifat fisik, yaitu lemak berbentuk
padat sedangkan minyak berbentuk cair. Perbedan titik cair dari lemak
disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang rantai karbon,
bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak jenuh.
Lemak
adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting untuk
kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif
terhadap kesehatan.
Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari
membran sel, mediator aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga
keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A,
D, E, dan K. Penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan
tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan
energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu
9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi.2 Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan
gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid
lainnya.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang menjadi
bagian dari membrane sel, mediator aktivitas biologis antar sel,
isolator dalam menjaga keseimbangan tubuh dan, pelindung organ-organ tubuh. Komponen dasar lemak adalah gliserol
yang diperoleh dari hasil hidrolisi lemak, minyak dan senyawa lipid lainnya.
Peranan dan fungsi dari lipid
perlu diketahui supaya kita bisa mengetahui seberapa besar
kadar lipid yang ada pada makhluk hidup terutama dalam bahan-bahan pangan karena
setiap jenis golongan asam lemak
mempunyai dampak fisiologis dan biologis yang berbeda terhadap kesehatan.
1.1.
Tujuan
Untuk
mengetahui dengan menguji kadar lemak yang terdapat pada makanan.
BAB
11
TINJAUAN
PUSTAKA
Lipid
didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstrak dari
organism hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut
nonpolar. Definisi ini berdasarkan atas sifat fisik, berlawanan dengan definisi
protein, karbohidrat, maupun asam nukleat yang berdasarkan atas struktu rkimianya.
Istilah lipid mencakup berbagai macam kelompok senyawa yang berbeda-beda strukturnya
(Ngili, 2013).
Lemak dalam tubuh manusia dibagi menjadi
3, yakni kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid. Sekitar 2/3 dari kolesterol
plasma disebut kolesterol teresterifikasi dan sisanya disebut kolesterol bebas.
Kolesterol merupakan komponen terbanyak pada membrane sel yang disintesis pada semua
sel tubuh kecuali eritrosit. Molekul lemak memiliki karakteristik hidrofobik,
sehingga lemak dapat dimetabolisme oleh tubuh, dibutuhka suatu pelarut, yaitu apoliprotein
atau apoprotein. Ikatan antara lipid dan apoprotein disebut lipoprotein. Setiap
lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida (satu gliserol
dan 3 asam lemak bebas), fosfolipid, dan apoprotein. Dikenal enam jenis
lipoprotein berdasarkan hasil ultra sentifusi, yaitu; High Density Lipoprotein
(HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL),Very Low Density Lipoprotein (VLDL),
kilomikron, dan lipoproteina. Masing-masing dari lipoprotein memiliki apolipoprotein
tersendiri (Adam, 2009).
Lipid diklasifikasikan
menjadi dua yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid sederhana meliputi
ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Contoh lipid sederhana antara lain :
1. Lemak (fat)
merupakan ester asam lemak dengan gliserol.
2. Minyak (oil)
adalah lemak dalam keadaan cair.
3. Wax (malam)
merupakan ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang berat molekulnya
tinggi
Asam
lemak sendiri berfungsi sebagai pembentuk lemak yang dapat dibedakan
berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah
ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimianya, asam
lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA)yaitu asam
lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki
ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (Sumarno dkk, 1984).
Dibedakan
lagi menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) yang memiliki 1 (satu) ikatan
rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan memiliki
1 atau lebih ikatan rangkap. Kemudian terdapat asam lemak trans yang merupakan
bentuk struktur kimia asam lemak dengan posisi trans yang berarti berseberangan, asam trans ini diperoleh dari
hasil perlakuan hidrogenasi atau pemberian atom hidrogen pada asam lemak tidak
jenuh (linoleat, linilenat, arakidonat dan oleat). Sumber utama asam lemak trans adalah berbagai produk pangan
dari minyak nabati yang dihidrogenasi seperti margarin, shortening, HVO hydrogendted
vegetable oil dan produk-produk lain yang diolah menggunakan minyak yang
telah terhidrogenasi (HVO) (Sumarno dkk, 1984).
Sedangkan
lipid kompleks merupakan ester asam
lemak yang mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak, seperti
fosfolipid dan glikolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung suatu residu
asam fosfor, selain asam lemak dan alkohol, sedangkan glikolipid adalah lipid
yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat. Lipid kompleks lain
juga meliputi sulfolipid, aminolipid, dan lipoprotein.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.
Tempat dan Waktu
Praktikum
Uji Lemak Makanan Mata Kuliah Biokimia Tanaman dilaksanakan pada Senin, 30 Oktober 2017 Pukul 09:00-12:00
di Laboratorium Kampus f6 Universitas Gunadarma.
3.2.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Kertas
b. Bolpein
c. Sendok
d. Kamera
2. Bahan
a. Kacang
tanah
b. Bawang
merah
c. Pisang
d. Alpukat
e. Tempe
f. Tahu
g. Ubi
h. Kentang
i.
Kuning telur
j.
Putih telur
3.3. Prosedur Penentuan Kadar lipid pada
Bahan
a. Siapkan 1 lembar
kertas putih
b. Berikanlah pembatas diantara 10 bahan pada kertas
dengan menggunakan bolpein dan berilah label pada bagiaan atas pembatas
c. Ambillah bahan-bahan seperlunya menggunakan
sendok
d. Gosoklah setiap bahan pada kertas yang sudah diberi
batas dan label sampai terlihat kandungan lemak yang ada pada bahan tersebut
e. Keringkan kertas tersebut sampai terlihat mana yang
mengandung lemak atau tidak, kemudian diidentifikasi
f. Kemudian dokumentasikan hasil uji kadar lemak yang
terdapat pada bahan tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Berikut hasil praktikum uji kandungan lemak
yang terdapat pada makanan
No
|
Bahan Makanan
|
Kandungan Lemak
|
1.
|
Kacang tanah
|
Ada
|
2.
|
Bawang merah
|
Ada
|
3.
|
Tahu
|
Ada
|
4.
|
Tempe
|
Ada
|
5.
|
Alpukat
|
Ada
|
6.
|
Kentang
|
Tidak ada
|
7.
|
Ubi
|
Ada
|
8.
|
Kuning telur
|
Ada
|
9.
|
Putih telur
|
Tidak ada
|
10.
|
Pisang
|
Ada
|
Tabel 1.
Kandungan lemak yang terdapat pada makanan
4.2. Pembahasan
Dari hasil data praktikum di atas, berikut pembahasan
mengenai kandungan lemak yang terdapat pada tiap-tiap makanan yang sudah di uji
coba kandungan lemaknya yaitu:
1.
Kacang Tanah
Kacang tanah
sebagai salah satu komoditi tanaman pangan memiliki nilai gizi yang tinggi dan
lezat rasanya. Kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan pangan, makanan
ternak dan bahan minyak goreng. Selain itu, kacang tanah dapat diolah menjadi peanut butter. Sebagai bahan pangan,
kacang tanah mempunyai senyawa-senyawa tertentu, yang sangat dibutuhkan oleh
suatu makanan. Hal ini sesuai dengan literatur (Susanto dan Saneto, 1994) yang
mengatakan bahwa kandungan dalam kacang
tanah sangat dibutuhkan oleh organ-organ tubuh untuk kelangsungan hidup,
terutama kandungan protein, karbohidrat dan lemaknya.
Kadar lemak yang
terdapat dalam biji kacang tanah menjadi bahan pangan sumber dalam minyak. Biji
kacang tanah sangat kaya akan asam lemak tidak jenuh sehingga dapat menurunkan
kolesterol darah. Menurut (Astawan, 2009) Kadar lemak kacang tanah mencapai 43
gram per 100 gram.
Karena
tingginya kadar lemak kacang tanah ini, menurut (Duniaji dan Wisaniyasa, 2008)
dapat diolah menjadi berbagai produk makanan yang memiliki nilai gizi yang
cukup baik.
2. Bawang
Merah
Bawang
merah (Allium ascolanicum L) merupakan
salah satu komoditas hortikultra yang tergolong sayuran rempah dan mempunyai
arti penting bagi masayaraat baik dilihat dari segi ekonomis maupun dari
kandungan gizinya. Meski disadari bahwa bawang merah bukan merupakan kebutuhan
pokok akan tetapi kebutuhannya hampir tidak dapat dihindari oleh konsumsi rumah
tangga, apalagi seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia saat ini. Bawang
merah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi hal ini sesuai dari literatur
Rahayu dan Berlian (2000) yang menyatakan bahwa kandungan gizi tiap 100 g umbi
bawang merah terdiri dari vitamin A 50 IU, vitamin B1 0,03g, Riboflavin 0,04
mg, Niasin 0,02 mg, dan Asam Ascorbic 9.0 mg.
Selain
kandungan gizi di atas bawang merah juga mengandung gizi seperti lemak,
protein, karbohidrat dan kalori. Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2000), tiap 100 g umbi bawang merah terdapat 39 kalori, protein 1,5
g, lemak 0,03 g, karbohidrat 9,2 g, vitamin c 0,02 mg fospor 40 mg, besi 0,8 mg
dan air 88,0 g.
Umbi bawang merah mengandung zat pengatur tumbuh auksin untuk merangsang
pertumbuhan akar dan vitamin B1 (thiamin) yang berperan penting dalam proses
perombakan karbohidrat menjadi energi dalam metabolisme tanaman. Dalam proses
inisiasi akar, tanaman memerlukan energi berupa glukosa, nitrogen, dan senyawa
lain termasuk lemak dalam jumlah yang cukup untuk mempercepat pertumbuhan akan
(Hartmann dkk., 1997).
3. Tahu
Tahu merupakan
salah satu bahan makanan pokok yang termasuk dalaam empat sehat lima sempurna.
Tahu juga merupakan makanan yang mengandung banyak gizi dan mudah diproduksi.
Untuk memproduksi tahu bahan-bahan yang dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai
yang memiliki kandungan kadar lemak yang terbilang tinggi dibandingkan
karbohidrat.
Hal ini sesuai
dengan literatur Koswara (2011) yang menyatakan bahwa tahu mengandung lemak
4,8% dan karbohidrat mengandung 1,6%. Tetapi dengan kandungan komposisi
tersebut tahu tidak mengurangi tingkat gizi yang terdapat di dalamnya. Karena
tahu juga mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu 95%,serat dan
karbohidratnya juga bersifat larut dalam air sehingga sebagian besar akan
terbuang pada proses pembuatannya. Menurut Shurtleff dan Aoyagi (2001)
mengatakan bahwa tahu dapat dikonsumsi dengan aman oleh semua golongan umur
dari bayi hingga orang dewasa, termasuk orang yang mengalami gangguan
pencernaan.
4.
Tempe
Tempe adalah
makanan pangan tradisional khas Indonesia yang berasal dari kedelai dan sangat
popular di Indonesia. Pemasarannya sudah cukup meluas, dan harganya yang sangat
relatif murah maka tempe dijadikan lauk utama terutama masyarakat dengan
pendapatan rendah. Mengkonsumsi kedelai tidak saja memperbaiki beberapa aspek
kesehatan tetapi juga memperbaiki kesehatan jantung. Karena dengan makan
kedelai dapat mengganti makanan yang tinggi akan lemak jenuh, lemak trans dan
kolestrol dan kedelai membawa efek yang menguntungkan pada faktor risiko
penyakit jantung.
Saat ini tempe
juga dipertimbangkan sebagai pangan fungsional karena kandungan gizi dan
substansi aktifnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Tempe mempunyai komposisi
gizi yang jauh lebih baik dibandingkan kedelai, sebenarnya kandungan lemak pada
tempe dan kedelai tidak jauh berbeda yaitu sekitar 2,89 g/100 g, hal ini
dikarenakan pada saat proses fermentasi terbentuk enzim lipase pada tempe yang
menghidrolisis sebagian lemak kedelai dan meningkatkan 30 % atau 50-70 kali
asam lemak bebas dibanding bentuk kedelai. Komposisi perubahan asam lemak
disebabkakan karena keberadaan dan aktivitas ragi dan bakteri serta lamanya fermentasi.
Lipase yang dihasilkan saat fermentasi akan menghidrolisis lemak pada waktu
fermentasi berlangsung dengan laju tertinggi setelah 12 jam hingga 24 jam,
sementara lemak akan mencapai puncaknya setelah 36 jam fermentasi.
Manfaat tempe
bagi kesehatan sebenarnya tidak perlu diragukan lagi. Efek antioksidan pada
tempe sebenarnya merupakan hasil dari efek sinergis tocopherol atau vitamin E pada kedelai dengan asam amino yang
dibebaskan selama fermentasi oleh Rhizopus
oligosporus yang mengakibatkan timbulnya aktivitas lipase sehingga kadar
asam lemak bebas pada tempe lebih tinggi dibanding kedelai. Potensi tempe untuk
mencegah oksidasi lipid juga lebih besar dibanding tocopherol.
5.
Alpukat
Buah alpukat
sangat dikenal di masyarakat, buah ini mengandung lemak yang tinggi, rasanya
langu seperti minyak ikan. Buah alpukat tidak hanya untuk dimakan tetapi dapat
juga dibuat minuman seperti juice dan diberi sirup atau penyedap lainnya. Buah
alpukat mempunyai banyak zat berkhasiat antara lain ; nutrisi dan enzim yang
berlimpah. Buah alpukat juga kaya antioksidan dan zat gizi seperti lemak yaitu
9,8 g/100 g daging buah hal ini sesuai
dengan literatur dari Ariani, (2000).
Tingginya bilangan
asam mengindikasikan jumlah molekul trigliserida yang terhidrolisis semakin
tinggi, pengukuran bilang asam ini berati menghitung jumlah asam lemak bebas
akibat hidrolisis. Kadar asam lemak bebas yang tinggi menunjukkan kualitas minyak yang kurag baik.
6.
Pisang
Pisang
merupakan salah satu komoditas buah unggulan Indonesia yang mudah didapat,
memiliki nilai ekonomis, budaya serta nilai gizi yang sangat tinggi. Kandungan
gizi pisang terdiri dari air, karbohidrat, protein, lemak dan vitamin A, B1, B2
dan C. pisang dapat digunakan sebagai alternatif pangan pokok karena mangandung
karbohidrat yang sangat tinggi. Karena saking tingginya karbohidrat dalam buah
pisang menurut Prabawati dkk (2008) bahwa pisang dapat menggantikan sebagian
konsumsi beras dan terigu.
Pisang mengandung
protein dan lemak juga tetapi kandungannya tidak sebanyak karbohidrat menurut
Chandler (1995) kandungan protein dan lemak pada pisang sangat rendah yaitu
hanya 2,3% dan 1,3%. Karena tingginya karbohidrat buah pisang, sehingga pisang
dapat direkomendasikan sebagai suplemen makanan bagi para penderita gangguan
pencernaan (Witono dkk, 2012).
Menurut
Crowther (1979) pisang yang dipanen pada saat mencapai tingkat ketuaan tiga
perempat penuh atau kira-kira berumur 80 hari itu pembentukan karbohidratnya telah
mencapai maksimum, dan sebagian besar tanin telah terurai menjadi senyawa ester
aromatik dan fenol sehingga dihasilkan rasa asam dan manis yang seimbang.
7. Kuning Telur
Telur merupakan salah satu makanan yang mengandung gizi yang cukup tinggi
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh guna menjaga berlangsungnya metabolisme
tubuh. Di masyarakat telur sudah banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan makanan,
karena telur memiliki rasa enak, mudah didapat dan murah harganya. Menurut
Rahayu (2003), kandungan gizi yang cukup lengkap menjadikan telur banyak
dikonsumsi dan diolah menjadi produk olahan lain. Kandungan protein telur
terdapat pada putih telur dan kuning telur. Kandungan gizi telur antara lain :
air 73,7 %; protein 12,9 %; lemak 11,2%; Karbohidrat 0,9%; dan lemak pada putih
telur hampir tidak ada Komala (2008). Ditambahkan Sudaryani (2003), hampir semua lemak di dalam telur
terdapat pada kuning telur, yaitu mencapai 32%, sedangkan pada putih telur
kandungan lemaknya tidak ada, maka lemak dan kolesterol lebih banyak terdapat pada
kuning telur. Kandungan lemak pada kuning telur dipengaruhi oleh ukuran telur,
berat telur, sumber bahan pakan unggas penghasil telur.Karena kandungan lemak
yang cukup tinggi pada kuning telur, maka konsumsi telur secara berlebihan
sangatlah berbahaya bagi kesehatan.
8. Putih Telur
Putih telur
merupakan sumber protein terbaik yang ada di alam. Hal ini dikarenakan putih
telur mengandung sekitar 3 g protein murni tanpa adanya lemak. Menurut Komala
(2008) Kandungan Gizi telur terdiri dari: air73,7%, Protein 12,9 %, Lemak
11,2%Dan Karbohidrat 0,9%. Dan Kadar lemak pada putih telur hampir
tidakada.Ditambahkan Sudaryani (2003) Bahwa hampir semua lemak di dalam telur
terdapat padakuning telur,yaitumencapai 32%.
Putih telur
tidak memiliki kandungan lemak. Hal ini dikarenakan kandungan protein dalam
putih telur sangat tinggi. Protein sendiri merupakan sumber asam-asam amino
yang mengandung unsur-unssur C,H,O dan N yang tidak dimiliki olh lemak dan
karbohidrat.
9. Kentang
Kentang merupakan salah satu penunjang program diversivikasi pangan untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat hal ini sesuai dengan literatur Rusiman
(2008). Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi, zat gizi
yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor,
magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta vitamin terutama
vitamin C dan B1. Tanaman kentang tidak memiliki kandungan lemak dan kolestrol,
namun mengandung karbohidrat, sodium, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium
dan zat besi serta kandungan vitamin B6 yang cukup tinggi jika dibandingkan
dengan beras.
Menurut Rusiman (2008) tingginya kandungan karbohidrat pada umbi kentang
menyebabkan umbi kentang dikenal sebagai
bahan pangan yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil karbohidrat lain
seperti beras, gandum dan jagung. Sebagai sumber uttama karbohidrat, kentang
sangat bermanfaat untuk meningkatkan energi di dalam tubuh, sehingga manusia
dapat melakukan aktivitas. Selain itu karbohidrat sangat penting untuk
meningkatkan proses metabolisme tubuh, seperti proses pencernaan dan
pernafasan.
10.
Ubi
Ubi jalar (Ipomoea batatas Linn)
atau dikenal juga dengan istilah ketela rambat merupakan tanaman yang termasuk
ke dalam jenis tanaman palawija, dapat berfungsi sebagai pengganti bahan
makanan pokok (beras) karena merupakan sumber karbohidrat. Provinsi Jawa Barat
merupakan daerah sentra dan penghasil Komoditas ubi jalar terbesar di Indonesia
(Handawi, 2010).
Ubijalar
sebagai bahan pangan, memiliki mutu yang baik ditinjau dari kandungan gizinya, terutama karbohidrat,
mineral, dan vitamin (.Kandungan vitamin A pada ubi jalar dalam bentuk provitamin
A mencapai 9.000SI/100 g, terutama ubi jalar yang daging umbinya berwarna
orange atau jingga. Vitamin B1, B6, niasin dan vitamin C, cukup memadai jumlahnya
pada ubi jalar. Kandung kalium, fosfor, kalsium, natrium, dan magnesium pada ubi
jalar juga tinggi (Bradbury dan Halloway 1988). Namun kadar protein dan lemak ubi
jalar rendah, kadar lemak pada ubi jalar 0,77 sedangkan proteinnya
0,89, sehingga konsumsinya
perlu didampingi oleh bahan pangan lain yang berprotein tinggi.
Ubi jalar sebagai bahan pangan memiliki mutu yang baik dari kandungan
gizinya, terutama karbohidrat, mineral dan vitamin. Kandungan utama pada ubi
jalar yaitu karbohidrat sebanyak 75-90%. Ubi merupakan gabungan dari pati, gula
dan serat seperti selulosa, hemiselulosa dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar
juga bermanfaat bagi kesehatan karena karbohidrat yang dikandung ubi jalar
masuk dalam klasifikasi low glikemik
index (LGI 54), artinya komoditi ini sangat cocok untuk penderita diabetes,
kandungan karbohidrat tinggi pada ubi jalar mengandung 32.967 SI (Hartoyo 2004).
Gambar 1. Sampel
makanan yang mengandung lemak sebelum dikeringkan
Gambar 2.
Sampel makanan yang mengandung lemak sesudah dikeringkan
BAB V
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Dari ulasan di
atas dapat disimpulkan bahwa lemak dan air merupakan senyawa lipida yang
memiliki kesamaan bedanya hanya di bagian sifat fisik yaitu lemak berbentuk
padat sedangkan minyak berbentuk cair. Ke- 8 bahan praktikum memiliki kandungan
lemak dengan kadar lemak yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan fungsi lemak
sebagai sumber energi, bagian dari membran sel, mediator aktifitas biologis
antar sel, pelarut Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar
9 kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakanasam lemak esensial bagitubuh manusia. Sedangkan
untuk kedua bahan praktikum yang tidak memiliki lemak yaitu putih telur hal ini
dikarenakan putih telur mengandung sekitar 3g protein murni tanpa adanya lemak, dan
yang kedua adalah kentang hal ini juga dikarenakan tingginya kandungan
karbohidrat yang terdapat dalam tanaman kentang.
DAFTAR PUSTAKA
Adam,JM. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI.
Astawan, M. 2009. Departemen Teknologi Pangan Dan Gizi IPB. http://www.masenchipz.com/bahaya-laten-sosis. 05 Juli 2009.
Ariani, Dorothea Wahyu.2002.
Manajemen Kualitas: Pendekatan Sisi Kualitatif.Jakarta: Dikti Depdiknas.
Departemen Gizi Kesmas. 2010. Kandungan
Asam Lemak dan Copper pada Tempe Bagaimana Potensinya Untuk Mencegah Penyakit
Denegratif. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 33(2):108-115
Duniaji, A.S. dan Wisaniyasa, 2008. Introduksi Pengolahan Sele Kacang Tanah
Sebagai Pangan Kaya Nutrisi & Energi di Desa Nagari Klungku ng.
http://www.akademik.unsri.ac.id [15 Februari 2010].
Ditjen POM, Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,9-11,16.
Ekafitri, Riyanti, dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan Tepung dan Puree Pisang Terhadap Karakteristik Mutu
Makanan Padat Berbasis Pisang. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat
Guna (B2PTTG), LIPI. Subang.
Handawi, P.S. 2010. Kajian
Keterkaitan Produksi, Perdagangan dan KonsumsiUbi Jalar untuk Meningkatkan 30%
Partisipasi Konsumsi Mendukung Proses Keanekaragaman Pangan dan Gizi. Seminar
Nasional .http//wwwanneahira.com/Artikel Umum/Agribisnis.htm. Kantor Deputi
Menegristek.Ubi Jalar/Ketela rambat (Ipomoea Batatas L).
Hartoyo,2004. Olahan Dari Ubi Jalar. Trubus Agrisana.Surabaya.
Hartman, H. T., Kester, D. E., Davis, J. R., and R. L. Geneve. 1997. Plant
Propagation.Hall Int. Inc. New Jersey.
Koswara, S. 2011. Nilai Gizi, Pengawetan dan Pengolahan Tahu.
http://www.ebookpangan.com (12 Agustus 2012).
Komala, I. 2008. Kandungan GIzi
Produk Peternakan. Student Master animal Science, Fac. Agriculture-UPM.
M, Clara and Kusharto.2006. Serat Makanan dan Peranannya Bagi Kesehatan.
Jurnal Gizi dan Pangan. Vol.1(2): hal 45-54.
Ngili,
Yohanis, 2013, BiokimiaDasarEdisiRevisi,
RekayasaSains, Bandung.
Nurhajati, T. Laryska,N. Peningkatan Kadar Lemak Susu Sapi Perah Dengan Pemberian Pakan
Konsentrat Komersial dibandingkan dengan Ampas Tahu. Departemen of Animal
Husbandry Faculty of Veterinary Medicine. Airlangga University. Surabaya.
Rusiman. (2008). Fisiologi Buah. Gallery Pustaka.
Rahayu, E, dan Berlian,N. 1999. Pedoman Bertanam Bawang Merah. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rahayu, I. 2003. Karakteristik Fisik
Komposisi Kimia dan Uji Organol eptik Ayam Merawang Dengan Pemberian Pakan
Bersuplemen omega-3. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan XIV, (3)199-205.
Sumarno, dkk. 1984. Penelitian mutu
dan kandungan asam lemak essensial dari minyak-minyak lemak produksi rakyat
dalam wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah: Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada.
Suripta,H, dan Astuti, P.2006. PENGARUH Penggunaan Minyak Lemuru dan Minyak Sawit dalam Ransum
Terhadap Rasio Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 Dalam Telur Burung Puyuh.
Akademi Peternakan. Surakarta.
Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Shurtleff, W. dan Aoyagi, A., 2001. The Book of Tofu. Ten Speed Press,
California.
Sulusi Prabawati, Suyanti dan Dondy A Setyabudi. 2008.Teknologi Pasca Panen dan Teknik Pengolahan Buah Pisang.Balai Besar
Penelitan dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitan dan
Pengembangan Pertanian (Juknis Pisang).
Witono, Judi Retti., Angela Justina Kumalaputri., dan Heidylia Stella
Lukmana. 2012. Optimasi Rasio Tepung
Terigu, Tepung Pisang dan Tepung Ubi Jalar Serta Konsentrasi Zat Aditif Pada
Pembuatan Mie. Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan.
Zulharmita, dkk. 2013. Ekstraksi Asam
Lemak dari Daging Buah Alpukat. Fakultas Farmasi Universitas Andalas:
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang. Vol. 5, no.1.
Komentar
Posting Komentar